Senin, 10 Desember 2012

Awan hitam

Gue lihat keluar dibalik jendela ini, gue lihat awan menghitamkan parasnya, gue pikir dia mungkin sedang bersedih. Beberapa saat kemudian, gue dengar awan itu berteriak, sangat keras, dan gue pikir ya, memang dia sedang bersedih.

Gue lihat langit menyala-nyala seperti terjadi pemberontakan yang sangat hebat dan menimbulkan suara yang sangat-sangat keras. Terlintas di pikiran gue "Apa yang  terjadi dilangit?". Gue tak melihat burung-burun yang menari-nari indah di langit dan gue tak merasakan lagi hangatnya sinar matahari yang biasa menyelimuti jiwa ini.

Setelah peristiwa tadi, gue lihat sedikit demi sedikit air jatuh satu per satu membasahi bumi ini, gue sontak berteriak dalam hati kecil gue "Awan itu menangis!". Semakin kencang, semakin kencang, semakin kencang, dan terus menerus menangis dengan kencang.

Jalanan yang awal kering berdebu, sekarang tergenang oleh tangisannya, gue berpikir lagi "Apa yang membuatnya begini" Gue bertanya terus-menerus dalam hati kecil gue dengan pertanyaan yang sama, seolah olah awan itu memiliki ikatan batin dengan jiwa ini, jiwa yang sedih, jiwa yang sepi, jiwa yang ingin berontak karena satu perasaan, yaitu... RINDU.