Minggu, 30 September 2012

Hidup itu harus berwarna


Bahagia disaat anda merasa senang atau tersenyum atau tertawa. Sebenarnya bukan hanya sekedar itu, kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan yang didapatkan dengan penuh makna dan penuh berkah. Kebanyakan sekarang bahagia yang dirasakan itu tidak terlalu bermakna bahkan tidak berbekas dihati, hanya lewat begitu saja. Kenapa begitu? Ya, ini hanya tentang bagaimana kita mendapatkan kebahagiaan tersebut.

Tak sedikit orang mendapatkan kebahagiaan itu dengan licik, seperti menertawakan orang atau mengerjai orang. Tapi yang harus kita ketahui, kebahagiaan yang didapat dengan kelicikan akan membuat kita menjauh dari kebahagiaan yang penuh makna.

Banyak orang mendapatkan kesedihan karena apa yang di inginkan tidak dapat tercapai atau juga karena apa yang terjadi pada dirinya sekarang sebenarnya tidak dia inginkan. Pertanyaannya, meski kita sedang bersedih, apakah kita masih bisa mendapatkan kebahagiaan? Jawabannya, pasti bisa. Hanya dengan bersyukur kepada Tuhanlah caranya.

Pikirkan, jika kita tidak mendapatkan kesedihan dari kita lahir sampai kita meninggal, gimana rasanya? Apakah hidup kita lebih berwarna, saya rasa tidak. Hidup lebih berwarna jika kita mendapatkan kebahagiaan sekaligus kesedihan.

Bahagia itu sebenarnya simpel, lakukanlah apa yang kita senangi tapi jangan lupa dengan perasaan orang lain.

Jumat, 28 September 2012

Berpuisi sekali-sekali


Terangnya malam

Langit sudah berganti warna
tadinya biru sekarang hitam
memang sudahlah waktunya

Bintang menyala-nyala
bulan nampak bagai piring yang terbelah
inilah hiasan indah pada langit

Lampu jalan bersinar dengan terang
Serangga pun menikmatinya
mungkin dia menganggap itu adalah matahari

Gemerlapnya lampu hias
berganti warna tanpa bosan
namun nampak indah dipandang

Dinginnya angin
berhembus perlahan-lahan
menembus rambut-rambut halus dikulit

Apakah harus kita bersedih dengan malam?
padahal malam itu sangat indah
malam adalah dimana langit membuka pintu
untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta.

Selasa, 25 September 2012

Si kucing petualang


Suatu siang yang cerah, gue yang baru pulang dari sekolah sedang mencari udara diteras rumah sambil duduk-duduk minum air dingin padahal pada hari itu gue puasa, gue melihat seorang atau seekor kucing yang tampaknya sedang menjadi musafir. Mukanya tampak kecapean dan mungkin sedang kekurangan gizi.

Gue yang merasa iba langsung menyuruhnya mampir, setelah itu gue persilahkan dia duduk. "Cing, silahkan di minum." kata gue. "Sorry gue bukan peminum." kata si kucing itu. Sontak saya menamparnya "Ini bukan minuman keras bego!". Tampak si kucing marah dan ingin pergi, saya pun menahannya dengan memegang lengannya dan berkata "Sorry, gue khilaf!"

Setelah ngobrol lama dengan dia, gue tanya alamatnya, gue tanya dia masih single atau udah punya istri kebetulan dia betina, eh maksud saya jantan. "Cing, gue punya kucing dirumah, kamu mau kenalan nggak?" gue tanya. "Sorry, gue udah punya istri tapi pikir-pikir asik juga untuk poligami." sambut kucing. "Ah gila loe! Loe satu aja udah susah, apalagi dua." kata gue.

Tidak terasa ngobrol udah lama, perutku sudah berbunyi dan ingin rasanya untuk makan. Sebelum gue masuk ke rumah saya menawarkan si kucing itu untuk makan "Cing, kamu suka makanan apa?". "Gue suka tulang" jawab dia. Saya pun kasih dia tulang daun "gue bukan vegetarian bego!".

Setelah makan bersama si kucing, langsung dia ingin melanjutkan perjalanannya "Bro, makasih atas semuanya yah, kapan-kapan gue bisa kan ke sini lagi?" kata si kucing. "Oke bro, hati-hati yah". Setelah kejadian itu komunikasi saya dengan dia sudah terputus, mungkin karena kucing itu gaptek jadi dia nggak bisa menggunakan alat komunikasi.

Oke sekian, kepala saya udah pusing.

Minggu, 23 September 2012

My Life is My Life to Arhamsyah's Blog

Beberapa menit yang lalu sebelum saya memosting postingan ini, terlintas dalam pikiran saya untuk beres-beres di blog ini. Blog ini terlalu kotor, maka saya harus membersihkannya karena blog ini adalah salah satu sahabat saya.

Setelah saya masuk, ternyata debunya sudah terlalu tebal dan banyak sarang laba-laba, mungkin karena saya tidak pernah melihatnya. "Saya sudah lupa dengan sahabatku ini" kalimat itu terlintas begitu saja.

Sekarang sahabat saya sudah banyak perubahan, judulnya pun saya ubah yang dulunya "My Life Is My Life" menjadi "Arhamsyah's Blog". Dulu saya memakai My Life is My Life dengan filosofi untuk menceritakan semua tentang kehidupanku dalam blob ini, tapi nyatanya kebanyakan postinganku hanya berupa cerita-cerita yang jauh dari kehidupanku. Hingga akhirnya saya mengubahnya menjadi Arhamsyah's Blog.

Blog ini pun saya desain dengan sesederhana mungkin, karena sebelumnya blog ini terlalu berlebihan. Mungkin bisa dibilang terlalu lebay untuk sebuah blog yang sebenarnya postingannya tidak menarik untuk dibaca.

Selamat datang di Arhamsyah's Blog.